Think smart. Apa yang ada di benak anda ketika menemui kalimat ini? Hal yang mutlak dibutuhkan remaja saat ini.Think smart (berpikir cerdas), sama maknanya dengan Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berpikir). Hal ini merupakan salah satu yang harus dimiliki oleh pribadi muslim. Karena salah satu sifat Rasulullah adalah fathonah (cerdas).
Sebagian besar orang memaknai berpikir cerdas identik dengan pelajaran sekolah, prestasi akademik maupun non akademik, dll. Namun, sebenarnya makna dari berpikir cerdas tidak hanya sempit dalam hal tersebut. Makna dari berpikir cerdas sangatlah banyak. Tergantung bagaimana kita menafsirkannya. Untuk menumbuhkan berpikir cerdas, salah satu unsur terpenting adalah dengan berpikir positif. Dengan berpikir positif, pandangan hidup kita pun positif. Jika pandangan hidup positif, arah dan tujuan hidup kita pun positif.
Banyak cara untuk berpikir positif. Misalnya saja saat mempunyai masalah. Setiap manusia di dunia ini mempunyai masalah. Jika sudah terjadi masalah, tidak harus dihindari (bingung). Tapi, harus dihadapi dengan tenang, dipikirkan jalan keluarnya dan pasti ada jalan keluarnya. Berpikir positif diawali dari sebuah keyakinan dalam diri sendiri. Keyakinan bahwa diri kita mampu. Keyakinan bahwa kita bisa. Jika kita melihat bahwa kita bisa, maka kita pasti bisa. Jika kita melihat bahwa kita akan menghasilkan, maka kita akan menghasilkan. Jika kita tidak bisa melakukan hal seperti ini, maka keyakinan masih dikuasai oleh pikiran negatif. Memang, tidak ada orang yang memiliki pikiran positif 100% kecuali para Nabiyullah. Sejauh mana seseorang berpikir positif bisa dilihat dari perjuangan dan tindakannya saat ini.
Sebagai lawan dari berpikir positif, tentu saja adalah berpikir negatif. Kehadiran pikiran negatif dapat menetralisir pikiran positif. Pikiran positif akan memancarkan energi positif, sedangkan pikiran negatif, akan memancarkan energi negatif. Tergantung energi mana yang lebuh besar dalam diri kita. Maka dari itu, perbesarlah energi positif dan perkecil energi negatif. Sehingga, keyakinan untuk bisa akan kita dapatkan.
Setelah keyakinan tersebut tertanam dalam pikiran kita, tinggal bagaimana kita merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir cerdas dalam kehidupan sehari-hari sangatlah urgent. Tiga hal yang mutlak dimiliki oleh remaja adalah berpikir cerdas dalam berakhlak, berpikir cerdas dalam berjuang melawan hawa nafsu, dan berpikir cerdas dalam menjaga waktu.
Berpikir cerdas dalam berakhlak akan menumbuhkan Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh). Perilaku ini harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan makhluk-makhlukNya. Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung. Sehingga, jika akhlak yang kokoh telah dimiliki oleh remaja, maka akan terbentuk khalifah-khalifah berkepribadian jujur, adil dan bijaksana di muka bumi ini.
Berpikir cerdas dalam berjuang melawan hawa nafsu (Mujahadatul Linafsihi). Mujahadatul Linafsih wajib dimiliki oleh setiap muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan muncul ketika seseorang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah bersabda yang artinya : “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (H.R. Hakim). Jika hal ini sudah dimiliki oleh setiap remaja, maka tidak akan ada yang namanya kenakalan remaja akibat kerusakan moral dan akhlak.
Berpikir cerdas dalam menjaga waktu (Harishun Ala Waqtihi) merupakn faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapatkan perhatian yang begitu besar dari Allah dan RasulNya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al-Quar’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal ‘ashri, wal laili, dan seterusnya. Allah memberikan waktu kepada manusia dengan jumlah 24 jam sehari semalam. Dari 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tidak sedikit manusia yang rugi. Oleh karena itu, setiap muslim amat dituntut untuk mengelola waktunya dengan baik. Sehingga, waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tidak ada yang sia-sia. Maka, diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara. Yakni, waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sempit dan kaya sebelum miskin.
Jadi, sebagai remaja muslim sudah sepatutnya kita berpikir dengan cerdas. Kerena dengan berpikir cerdas, kita dapat bermanfaat bagi orang lain (Nafi’un Lighoirihi). Sehingga, dimanapun kita berada, orang di sekitar kita akan merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak menganjilkan. Artnya, setiap muslim harus berpikir, mempersiapkan diri dan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakrt. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (H.R. Qudhy dari Jabir).
(Karyaku ini telah diterbitkan di majalah IQRO' MAN Kota Kediri 3 edisi 20)
This entry was posted
on 18.19
.


